Apa itu literasi, bagaimana metode-metode literasi yang baik?
Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, dan mengolah informasi atau pengetahuan untuk kecakapan hidup (lihat definisi
KBBI Daring). Pada saat seseorang membaca, ia mengolah informasi dari apa yang dibacanya itu, lalu mengambil kesimpulan dan menyampaikannya kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis. Semakin tinggi tingkat literasinya, semakin tepat kesimpulan dan informasi yang diteruskan kepada orang lain tersebut. Semakin rendah tingkat literasinya, semakin "kacau" kesimpulannya, dan informasi yang disampaikan ke orang lain bisa salah atau melenceng dari aslinya.
Literasi bukan hanya bisa membaca saja, melainkan mampu memahami informasi yang dibacanya itu. Seseorang harus mampu mengidentifikasi kalimat utama dalam setiap paragraf, bahkan sampai dengan kata kuncinya. Lalu ia perlu untuk menggabungkan semua kata kunci itu dalam keseluruhan teks. Setelah itu, ia merangkum atau menyimpulkan maksud dari orang yang menulis atau menyampaikan informasi atau pendapat.
Literasi juga bukan hanya bisa menulis saja, melainkan mampu menyampaikan informasi melalui tulisannya itu sehingga orang lain memahami maksudnya. Selain menulis, orang dengan literasi tinggi akan mampu menyampaikan isi bacaan atau isi ceramah kepada orang lain melalui tuturan lisan.
Salah Paham Literasi
Ada banyak orang salah memahami literasi ini dan menyederhanakannya menjadi bisa membaca dan bisa menulis. Hal salah paham ini terjadi juga dalam institusi pendidikan. Misalnya, siswa di TK dipaksa untuk bisa membaca dan menulis demi untuk gengsi orang tua mereka. Padahal, yang terpenting bagi anak usia PAUD atau TK adalah memahami cerita dan memberikan respon terhadap cerita.
Adalah
Jean Piaget yang
mengemukakan teori bahwa di usia PAUD atau TK itu anak-anak masih dalam taraf kemampuan berpikir simbolik-imajinatif. Sangat penting untuk menceritakan dongeng, imajinasi, dan berbagai kegiatan yang merangsang perkembangan otak anak. Bahkan, menurut
Erik Erikson, pada masa PAUD dan TK itu anak-anak membutuhkan arahan untuk menyalurkan keinginan dan inisiatif mereka agar kelak anak-anak menjadi pribadi yang mandiri dan penuh inisiatif. Jika itu "dimatikan" oleh pemaksaan anak harus bisa menulis, maka anak akan beresiko menjadi anak yang tidak percaya diri dalam melakukan sesuatu.
Mempertimbangkan banyak hal, diantaranya pendapat kedua pakar tersebut, maka pemerintah Indonesia telah melarang pemaksaan pelajaran menulis atau calistung di tingkat TK melalui tiga peraturan:
1. Surat Edaran Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 1839/C.C2/TU/2009:
2. PP No. 17/2010, Ps. 69 ayat 5: dan
3. Permendikbud No. 51/2018.
Masalahnya, tetap saja banyak TK dan SD kelas 1 yang menuntut anak-anak sudah bisa membaca lancar dan sudah bisa menulis saat mereka berada di kelas 1 SD. Sungguh sangat disayangkan.
Cara Meningkatkan Literasi
Tingkat literasi Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara yang disurvey (
tribunnews). Jika yang disurvey adalah masyarakat dewasa, maka dapat dikatakan bahwa itu adalah
produk dari sistem sekolah atau kurikulum kita. Artinya, sekolahan kita saat ini gagal menciptakan generasi yang memiliki literasi yang baik.
Untuk memperbaiki hal itu, banyak sekolah telah melakukan upaya peningkatan literasi membaca para siswa. Namun, ada banyak sekolah yang kurang memahami maksud dari literasi sebagai memahami bacaan dan membagikannya kepada orang lain hasil bacaannya itu. Kebanyakan kegiatan "literasi" adalah membaca buku bersama-sama dalam waktu tertentu. Masalah memahami apa yang dibaca atau tidak, kurang menjadi perhatian. Hal itu harus diubah oleh sekolah. Kegiatan literasi harusnya sampai dengan memahami isi bacaan dan membagikannya kepada orang lain.
Contohnya adalah sebagai berikut.
1. Siswa TK mendengarkan dongeng, lalu menceritakan kembali atau mengemukakan pendapatnya tentang dongeng tersebut.
2. Siswa SD membaca cerita, lalu menceritakan kembali cerita atau mengubahnya menjadi drama atau cergam.
3. Siswa SMP-SMA membaca buku, lalu sharing isi buku tersebut kepada orang lain dan memberikan pendapat pribadinya.
Demikian beberapa contohnya. Jadi, literasi adalah mengenai mamahami bacaan dan menyampaikannya kepada orang lain. (Penulis: Sigit Setyawan,S.S., M.Pd.)